BREAKING NEWS

Kamis, 18 November 2021

Juara 1 Lomba Cerpen HUT RI ke 76 SMAN 3 Kejuruan Muda

 




TINGGAL BERSAMA NENEK

Cipt.Elvira Sri Rahadina

Nama ku Vira, tapi sering di panggil Ani di keluarga ku. Aku terlahir dari keluarga yang biasa, dan aku mempunyai adik perempuan Zahra nama nya.Kini adikku telah menginjak usia 12 tahun dan aku sudah menginjak usia 16 tahun.Aku saat ini menimba ilmu di bangku Sekolah menengah atas yaitu di SMAN 3 KEJURUAN MUDA di Desa Suka Mulia sedangkan adiku menimba ilmu di SDN Suka Jadi. Aku adalah siswi yang tidak terlalu pintar dan tidak juga bodoh,tetapi aku senang pernah mendapat juara pertama di kelas tetapi karna ada hal yang membuatku tidak terlalu pokus belajar sekarang aku tidak lagi mendapat juara di kelas.Tapi aku masih bersyukur aku masih mendapat peringjkat lima besar.

            Aku adalah tipe orang yang tidak banyak bicara dan pemalu membuat aku susah aktif dalam belajar. Dulu aku bahagia tinggal bersama keluarga kecil utuh ku, namun suatu ketika ada permasalahan yanag membuat kedua orang tuaku berpisah. Hal itu membuat hancur pikiran dan batin ku seperti bangunan terkena gempa hancur sehancur hancurnya. Dari peristiwa itu aku tidak mau berlama lama berdiam diri untuk memikirkan masalah kedua orang tua ku .

Keesokan hari aku memutuskan aku dan adikku untuk tinggal bersama nenek,dan ibuku pergi merantau ke luar daerah untuk bekerja.Pedih rasanya bagaikan pisau yang menyayat kulit buat hidup tidak bersama orang tua lagi,tapi aku tetap bersyukur masih dapat tinggal bersama neneku.

            “Ayo sini masuk ani!” seru nenek kepadaku.

            “Ia nek” jawab ku kepada nenek sambil menurunkan barang barangku dari   

             Sepeda motor.

“Yang sabar dan tabah ya Ani dan Zahra cucu nenek” ucapan nenek sambil

  memelukku.

            “Ia nek Ani kuat kok” jawab ku sambil menetes air mata ku.

            “Harus dong cucu nenek kan kuat,jangan khawatir nenek janji akan

              Menyayangi kalian berdua” seru nenek sambil menyemangatiku.

            “Terimakasih ya nek Ani seneng banget punya nenek yang baik banget”

  Jawabku sambil tersenyum.

“Ia Ani nenek pun seneng banget punya cucu yang kuat dan tabah”

  ucapan nenek Sambil menyemangati ku.

            “Yaudah gih taruh barang barang nya di kamar”

            “Baik nek” jawabku sambil berjalan menuju kamar.

Waktu pun berlalu dengan begitu cepat, tak terasa aku sudah tamat SMP dan akan lanjut ke jenjang SMA pada waktu itu. Di situ aku terbebani dengan pikiran ku yang tidak mau menyusahkan nenek dan ibuku untuk membiayaiku lanjut ke jenjang SMA. Pada malam hari aku bangun dan sholat meminta petunjuk dan pertolongan kepada tuhan semesta alam Allah Ajawajala.

            “Ya Allah tolonglah hambamu ini yang tak tau harus bagaimana untuk menghadapi kebingungan hamba ya Allah, hamba bingung harus melanjutkan sekolah atau tidak ya Allah” doa ku selesai sholat. Keesokan hari nya ibuku menelponku.

            “Halo assalamualaiku nak” salam ibuku dari handphone.

            “Walaikumussalam bu” jawab salam ku di handphone.

            “Anaku maafin ibu yah sudah membuat kalian berdua kehilangan kebahagian

  tinggal bersama ayah dan ibu”

            “Ia bu, kami yang minta maaf kalau kami selalu buat repot ayah dan ibu”

  saut ku sambil menetes air mata ku.

            “Tidak nak kalian tidak salah, jadi jangan merasa bersalah ya nak” jawab

  ibuku sambil bersedih.

            “Baiklah bu, gimna dengan pendidikan ku ibu, aku bingung harus lanjut atau tidak”

            “Lanjut nak, kamu harus tetep bersekolah masalah biaya itu urusan ibu dan ayah”

             jawab ibuku dengan tegas sambil terharu.

            “Baiklah bu, ani janji akan belajar dengan giat agar bisa bahagiakan ibu”

            “Ia nak , yaudah ya nak ibu kerja dulu assalamu’alaikum”

            “Walaikumusalam bu”

Hari demi hari ku lalui bersama adiku di rumah nenek, tiba saat nya pendaftaran sekolah di buka. Aku pun mendaftar di SMA NEGERI 3 KEJURUAN MUDA dan alhamdulillah aku lulus. Pada hari senin di awal bulan juli tahun 2019 di mana aku memulai awal sekolah ku. Namun sebelum aku menuju sekolah aku harus menghantar adikku ke sekolahnya yang tidak terlalu jauh dari sekolahku. Pada awal aku bersekolah aku merasa senang bisa kenal dengan teman baru, dan aku merasa lebih lega.

            Seiring waktu berjalan pelan-pelan aku bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolahku.Aku mendapat banyak teman baru yang mungkin sedikit berbeda dengan teman-temanku yang lama. Karena pergaulan di daerah sekolahku lebih berkembang dari daerahku yang lama. Meskipun aku belum terbiasa dengan kebiasaan mereka yang bebeda denganku.       Pelajaran di sekolah tidak membuatku kesulitan namun aku bisa memahami materi yang di sampaikan oleh guru. Tak terasa waktu telah menunjukan pukul 13.45 wib bel pun berbunyi menandakan waktu belajar sudah usai.

            Aku pun bergegas pulang, namun sebelum pulang aku harus menjemput adikku terlebih dahulu setelah itu aku dan adiku langsung bergegas pulang ke rumah.

            “Assalamu’alaikum nek” ucap salam ku sesampai di rumah nenek.

            “Walaikumussalam ani,zahra dah pulang rupanya cucu nenek” jawab nenek sambil

  tersenyum.

“Yaudah gih ganti bajunya, setelah itu makan ya ani sama zahra” perintah

   nenek kepadaku dan adiku.

“Siap nenekku tersayang”

Selesai makan siang aku pun bergegas melaksanakan shoalat juhur, selesai sholat aku pun istirahat sambil melihat video pembelajaran terkadang sampai aku ketiduran.

            Selama dua tahun aku dan adiku tinggal bersama nenek, dan selama dua tahun itu aku belajar mandiri agar tidak terlalu menyusahkan nenek. Aku dan adiku berusaha membuat janji dan berpegang teguh agar tidak saling menyusahkan harus belajar mandiri. Aktifitasku pada waktu pulang sekolah hanya melakukan pekerjaan ringan seperti menyapu dan membantu nenek di dapur. Sedangkan kegiatan ku pada malam hari adalah mengulang kaji pelajaran di sekolah agar aku bisa selalu memahaminya. Keesokan harinya adalah hari keduaku bersekolah suasana masih seperti hari pertama sekolah. Hari demi hari ku lalui sampai aku terbiasa di lingkungan sekolahku.

            Kegiatan dan aktifitasku seterusnya membantu nenek dan belajar, karena aku punya cita-cita yang tinggi yaitu ingin menjadi apotekers hebat di indonesia. Tentu untuk menggapai cita-cita ku tidak mudah perlu ketekunan belajar dan berdoa. Seiring waktu berjalan tiba saatnya pada tanggal 19 Desember itu adalah hari dimana aku mengetahui hasil belajar ku di sekolah selama satu semester. Di saat itu aku merasa tidak pecaya diri dengan hasilnya yang tidak sesuai harapan aku dan keluargaku. Namun hasilnnya tidak seperti yang ku takutkan, aku tidak menyangka saat nama ku di panggil sebagai juara umum pertama tingkat kelas 10 ipa. Betapa bangga dan bersyukur sekali ketika aku berhasil dalam belajar. Ketika itu aku berharap ayah dan ibuku melihat keberhasilan ku tapi sayang taqdir tak dapat ku ubah, pada saat itu Ayah ku yang mendampingi ku ke panggung juara. Awalnya aku tidak percaya tapi aku sadar, aku juara tidak terlepas dari doa ibuku dan support dari neneku.

            Cita-cita dan harapan yang sudah aku impikan sejak kecil satu langkah sukses aku lalui, walaupun masik banyak langkah dan tantangan yang harus ku lalui. Setelah ini aku sudah berjanji dan ku niatkan dalam hatiku untuk tetap rajin dan tekun dalam belajar dan tidak lupa selalu bersyukur kepada allah swt atas apa yang telah di berikan kepada ku, dan aku juga selalu meminta agar aku selalu di beri kesehatan lahir dan batin ku. Perjalanan ku selama satu semester sudah selesai, dan aku harus mempersiapkan diri untuk menghadapi rintangan belajarku. Sementara waktu libur masih ada dua minggu. Selama dua minggu aku gunakan untuk berpikir  bagaimana caranya agar aku bisa meningkatkan lagi prestasi ku di sekolah. Di samping itu aku juga memanfaatkan waktu libur ku untuk bercerita tentang hari-hari ku di sekolah kepada nenek dsn ibu, menurutku kebahagian ku lebih lengkap ketika bisa berkumpul dengan keluargaku.

            “telolet telolet telolet lolet lolet” bunyi dering hendpone ku.

            “Hallo assalamualaikum i...buu...” ucapan salamku kepada ibu dengan rasa

  yang sangat senang.

            “Walaikumussalam anak-anak ku” jawab ibuku dengan rasa haru.

            “bu kangen kali kami disini, ibu kapan pulang” ucapan ku kepada ibu dari

  lubuk hatiku.

            “Anaku ibu juga kangen sama kalian berdua, ibu janji lebaran ibu pulang, Ouh

  iya gimana hasil belajarnya nak ku” tanya ibuku sambil termesem.

            “Alhamdulillah ani juara bu, bener kata ibu kita harus semangat dan tidak

pantang menyerah dan selalu berdoa pasti berhasil, terimaksih ibu , ani jangan pikiri masalah Ayah dan ibu yanag terpenting ani tetep pokus sama cita-citanya, gimana

  dengan hasil belajar zahra?”

            “Alhamdulillah zahra dapet lima besar bu” jawab adiku zahra.

            “Alhmdulillah yadah dulu ya nak ibu mau istirahat bsok kerja lagi

  assalamualaikum anakku”

            “Walaikumussalam ibu”

Seneng banget rasanya bisa ngobrol dengan ibu walapun lewat handphone, dan bangga rasanya ibuku mengetahui kesuksesan belajarku walaupun dari jauh.

            Libur sekolah telah berlalu, waktunya kembali bersekolah namun dengan kondisi yang berbeda di karenakan adanya wabah yang menyerah seluruh negara yang ada termasuk negara indonesia yaitu virus corona atau lebih di kenal Covid 19. Pada pertengahan  bulan maret sekolah-sekolah mulai ditutup karena pemerintah mengadakan lockdown(pembatasan beraktivitas) tentu hal itu membuat aku dan seluruh siswa/i harus beradaptasi kembali dengan sistem belajar yang berbeda. Jadi sistem belajar di ganti oleh sistem daring atau belajar dari rumah.

            Selama berbulan-bulan menghadapi sistem pembelajaran secara daring aku sama sekali tidak bisa memahami sepenuhnya materi-materi pelajaran yang berbentuk tulisan maupun video yang di kirim online oleh guruku. Akibat daring tingkat belajarku menurun drastis akibat kesulitan dalam memahami materi pelajaran, dan aku sudah tidak pokus belajar. Namun aku tidak berputus asa untuk tetap berusaha untuk bisa bertahan dengan nilaiku sebelumnya. Banyak tugas yang di berikan oleh guruku, namun aku bisa selesaikan dengan baik. Ketika ada tugas yang kurang aku pahami aku coba bertanya dengan teman yang mengerti. Seiring berjalanya waktu dengan keadaan yang kurang baik dan tingkat konsentrasi dalam belajar sudah terganggu. Tidak tau dengan hasil selanjutnya bagaimana, aku hanya bisa berserah diri kepada allah agar diberi kemudahan  untuk bisa menangkap semua pelajaran.

            Menjalani semuanya selama 6 bulan tidaklah mudah, karena kali ini bersekolah tidak seperti biasanya dengan suasana ramai dengan teman-teman. Bersekolah sekarang hanyalah belajar dari rumah yang mengandalkan handphone dan internet. Semua seperti kita berada dalam sebuah tahanan yang selalu di intai oleh virus covid 19. Akibat virus yang menyebar luas dan tidak bisa dihindari semua kota melakukan lockdown sunyi sepi bagaikan tinggal di hutan. Tempat wisata pun satu persatu di tutup oleh pemerintah. Karena kondisi semakin gawat sistem pembelajaran daring pun di perpanjang karna sekolah belum bisa aktif kembali.

            Seiring berjalanya waktu tak terasa belajar dengan sistem daring kini tiba saatnya mengetahui hasil belajar daring ku di semester dua. Seminggu sebelum pembagian raport rasa bimbang dan takut ku mulai timbul aku memutuskan menelpon ibuku untuk meluapkan ketakutan ku.

            “Tuuuutuuuutuuut” suara handphone ku menelpon ibuku.

            “Hallo assalmualaikum ibu” ucapan salamku sambil menahan bimbang.

            “ Ia nak walaikummussalam, ada apa nak malam-malam nelpon ibu”

            “Begini bu seminggu lagi kan ani mau bagi raport, ani takut bu kalau nilai ani

  turun drastis dan tidak juara lagi” curhatku kepada ibu sambil menetes air

  mataku karna aku takut mengecewakan orang tua dan neneku.

            “Begini anakku apapun hasilnya jangan kamu bersedih, yang terpenting ani kan

  sudah belajar dan berusaha jadi apa pun hasilnya tetep semangat yah nak” saut

  ibuku sambil  menyemangatiku.

            “Iya bu maafin ani yah kalau ani dah buat kecewa ibu”

            “Tidak nak  ani gak pernah mengecewakan ibu kok, pesan ibu apaun hasilnya

  tetap terus berusaha dan berdoa ya ani”

            “Baik ibu terimakasih ya ibu ani akan ingat pesan-pesan ibu, assalamualaikum ibu”

            “walaikumussalam anaku”.

Dan pada akhirnya tiba di mana pembagian raport di mulai namun kali ini berbeda, tidak ada pengumumman seperti biasanya tidak ada hadiah bagi yang juara. Pembagian raport di laksanakan di ruang kelas masing-masing.

            Dan apa yang aku takutkan benar terjadi, bahwa hasil belajar ku menurus drastis. Tentu aku sangat kecewa dengan hasil yang mengecewakan tidak dapat mempertahankan nilaiku sebelumnya. Tapi aku tetap bersyukur dalam rangkin aku masih menjadi juara kelas, dan aku naik satu tingkatan yaitu kelas 11. Aku tak tahu sampai kapan virus ini berakhir, dan kapan keadaan di negaraku ini normal lagi seperti biasa. Sekarang aku sudah menginjak kelas XI namun aku belum tahu bagaimna caranya meningkatkan kemampuanku di masa yang sulit bagiku.

            Namun aku menjalani semuanya dengan hati yang iklas, walaupun menjadi beban bagiku. Kadang sesuatu yang di anggap sebenarnya sepele sebenarnya adalah beban untuk di hadapi kedepannya. Perjalananku masih panjang dan masih ada mimpi yang harus aku gapai, tetap serius jalani semuanya dengan baik karena tidak mungkin mundur setelah semuanya sudah aku susun rapi di buku harianku untuk mewujudkan impianku. Aku juga selalu bercerita kepada nenek tentang menurunya hasil belajarku di sekolah.

            “ani makan bareng yuk sama zahra juga” ajakan nenek buat makan malam.

            “Ia nek ayo kita makan bareng”

Selesai makan nenek pun menanyakan tentang belajarku dan menanyakan bagaimana dengan kesehatanku.

            “Ngomong-ngomong gimana kegiatan belajar mu ani selama daring?” tanya

  neneku sambil menonton televisi.

            “Ya begitu nek ani sangat sulit memahami dan beradaptasi belajar dengan

sistem daring, ani juga sulit untuk fokus karena kepala ani sering sakit nek mungkin  akibat ani tidak bisa terlalu banyak memikirkan sesuatu” curhat ku kepada nenek.

            “Walah ani nenek ikut sedih kalau ani kesulitan dalam memahami pelajaran, tapi

   ani jangan berputus asa inget nak kita tidak berusaha sendirian masih ada allah

   yang selalu membantu kita apa pun masalah kita, seberat apapun masalah kita

   insya allah kalau kita terus sabar, berusaha dan berdoa pasti allah akan bantu

   kita ani, jadi ani jangan merasa gagal dan dan bersalah yah ani tetap semangat

   kalau bahasa keren nya never give up” saran dan nasihat neneku yang sangat

   luar biasa.

            “Hehe nenek asiap bos ani semanagat sekarang, terimakasih nek, nenek paling

  the best”

Aku sanagat bangga mempunyai seorang nenek seperti nenekku ini , walaupun beliau seorang nnek tetapi aku sudah menganggapnya seorang ibu.   TAMAAAAAAT................!

           

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

           

 

 

                                             

 

           

           

           

 

 

           

 

           

Share this:

Posting Komentar

 
Copyright © 2022 SMAN 3 KEJURUAN MUDA. Designed by OddThemes